KumpulBlogger

18 Januari 2009

Orang hutan Kalimantan terancam punah

Orang hutan merupakan binatang khas pulau Kalimantan dan juga ada di pulau Sumatra yang keberadaannya semakin hari semakin jarang lagi ditemukan di alam bebas (hutan rimba). Tidak menutup kemungkinan binatang tersebut akan punah dalam beberapa tahun yang akan datang apabila masyarakat dan pemerintah setempat tidak ikut memelihara dan menjaga lingkungan sebagai tempat orang hutan tinggal dan berkembang biak. Orang hutan merupakan binatang mamalia (menyusui) yang hidupnya kebanyakkan berada di atas pohon namun sekali-kali juga dapat turun ke tanah. Seekor induk betina hanya melahirkan satu ekor anak saja apabila proses kelahiran tiba. Berbeda dengan binatang seperti kucing, monyet, anjing apabila proses kelahiran tiba yang dapat melahirkan lebih dari satu ekor anak. Hal tersebut juga yang membedakan..
orang hutan dengan binatang lainnya sehingga perkembangbiakannya bisa dibilang lambat bila dibandingkan dengan binatang lainnya. Kepunahan terjadi apabilaa antara angka kelahiran dengan angka kematian yang tidak seimbang. Angka kematian bisa disebabkan oleh perburuan liar, pembalakan hutan, ladang berpindah-pindah, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit sehingga tidak ada lagi hutan yang tersisa sebagai tempat hidupnya.

Memang tidak bisa dipungkiri juga bahwa banyak orang hutan meninggal yang menjadi keganasan para pemburu setempat. Saya ambil contoh nyatanya di Kotawaringin Timur (Sampit) dan sekitarnya banyak induk orang hutan yang masih memiliki anak meninggal ditembak dengan senjata api. Daging buruan tersebut tidak jarang yang berakhir di panci. Sedangkan anak orang hutan dijadikan sebagai komoditi perdagangan gelap yang memiliki harga yang menggiurkan sehingga banyak orang yang ingin mencari orang hutan dengan alasan tersebut. Senjata api untuk berburu biasanya dibuat sendiri, hanya orang-orang tertentu yang memiliki keahlian khusus yang dapat membuat senjata api tersebut. Masyarakat yang tidak bisa membuat senjata api juga dapat memperolehnya dengan mudah, caranya memesan terlebih dahulu dan hal tersebut tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Misiunya sendiri juga dibuat dengan berbagai jenis arang kayu yang dicampur dengan garam inggris oleh masyarakat sana menyebutnya. Arang-arang kayu tersebut ditumbuk terlebih dahulu kemudian diayak menggunakan ayakan yang halus selanjutnya dicampur dengan garam inggris. Setelah itu baru di sangrai sampai kering betul dengan menggunakan wajan. Proses ini dilakukan hati-hati dengan memperhatikan nyala kompor yang digunakan karena dapat menimbulkan ledakan apabila terbakar yang dapat mengancam nyawa sipembuat misiu juga orang lain yang berada disitu.

Para penebang liar juga merupakan penyebab rusaknya hutan sebagai tempat tinggal orang hutan. Tapi kerusakan yang disebabkan oleh pembalakkan liar tidak terlalu besar akibatnya apabila dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh hadirnya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang banyak menggunakan alat-alat berat seperti traktor, loader (kepiting) dan teman-temannya. Para penebang liar biasanya menggunakan mesin gergaji yang biasanya dinamakan chain Saw. Para penebang ini biasanya hanya menebang beberapa pohon saja dengan ukuran diameter yang dipilih. Kayu hasil tebangan tersebut dipotong-potong lagi menjadi empat meteran. Untuk mengeluarkan kayu tersebut dari hutan menggunakan bantuan colt disel (bak bentuk huruf L) dengan dibuat jalannya menuju ke tempat pengolahan kayu masak. Kecepatan kerusakkan yang disebabkan tidak terlalu parah mengingat dalam pengerjaannya dilakukan dengan tenaga manusia. Namun hal tersebut tetap merupakan tindakan yang melanggar hukum karena merusak hutan. Kalau mereka para pembalak liar dipermasalahkan, mengapa dengan para pemodal untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dilegalkan? Menurut saya hanya orang-orang yang memiliki modal besar yang dapat membangun sebuah perusahaan besar untuk perkebunan sawit. Rakyat kecil jangankan membangun sebuah perusahaan untuk memenuhi makan sehari-hari saja sudah sulit, itu juga yang menjadi alasan mengapa mereka menebang hutan lebih disebabkan karena faktor ekonomi masyarakatnya yang masih sulit.

Hadirnya alat-alat berat pada pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit yang menyebabkan kerusakkan hutan lebih cepat. Hal ini menyebabkan hutan tidak ada lagi yang tersisa yang menjadi habitat asli orang hutan. Kecepatan rusaknya hutan bisa sepuluh kali lebih cepat ataupun lebih bila dibandingkan dengan para pembalak liar atau dari para petani yang berpindah-pindah. Hal tersebut saya katakan demikian karena beberapa tahun yang lalu saya pernah bekerja pada sebuah perusahaan kayu selama ±2 tahun. Hal tersebut dilakukan secara illegal. Dilakukan secara diam-diam dan walaupun para aparat mengetahuinya mereka hanya diam saja seperti tidak mau peduli, ini perlu dipertanyakan ada apa? Atau ada juga aparat yang diam karena benar-benar tidak mengetahui hal tersebut. Ilegal logging baru berani diberantas saat pemerintahan SBY-JK. Pemerintahan sebelumnya sepertinya berdiam diri. Saya tidak memuji pemerintahan yang ada saat ini tetapi itulah kenyataan yang terjadi.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan orang hutan dari kepunahan juga sudah banyak dilakukan baik itu dari LSM-LSM masyarakat juga dari pemerintah setempat. Salah satu tempat penangkaran orang hutan yang ada di Kalimantan Tengah yaitu di Nyaru Menteng. Tempat penangkaraan berjarak kira-kira 30 Km dari Kota Palangkaraya. Ditempat tersebut selain warga setempat juga banyak orang asing yang terlibat untuk ikut melestarikan orang hutan dari kepunahan. Tempat tersebut merupakan hutan lindung yang dijaga keasliannya sehingga orang hutan dapat hidup dan berkembang baik seperti tempat habitat aslinya. Ditempat tersebut disiapkan berbagai fasilitas untuk merawat apabila ada orang hutan yang sakit. Atau apabila ada orang hutan yang baru masuk juga disiapkan tempat karantina. Setelah itu baru dilepas ke alam bebas tetapi tetap dalam pengawasan. Sebagai warga masyarakat Kal-Teng kita perlu bangga akan hal tersebut karena suatu saat tidak menutup kemungkinan orang hutan akan punah dan hanya tingggal nama saja. Hal tersebut merupakan tugas kita bersama untuk ikut serta melestarikannya. Caranya bisa dengan menjaga hutan disekitar kita, menanami hutan kembali, menjaga dari kebakaran yang terjadi setiap tahunnya pada saat musim kemarau.

Related Posts :



Widget by Hoctro | Jack Book

Komentar :

ada 3 comments ke “Orang hutan Kalimantan terancam punah”
michael andre mengatakan...
pada hari 

wajib dijaga...
stuju

Auliya Rahmatul Ulya mengatakan...
pada hari 

cepet2 dilindungi, bisa2 kita kehabisan binatang unyu he.he.he.:P

azka athaya mengatakan...
pada hari 

tempat penangkarangannya mana ada pr nih!!!!!:(

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar apabila Anda merasa puas/tidak puas dengan judul postingan ini. Terima Kasih. Berkunjung lagi di lain waktu

KumpulBlogger

Ayat Hari Ini

Reader Community

My PageRank

Mari Tukaran Links

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra